Rabu, 27 Februari 2013

Surat Kecil untuk Kamu (Ketika Aku Jujur)

Teruntuk kamu, yang mungkin kini telah jauh. Bukan, bukan jarak yang memisahkan kita. Namun keadaan, keadaan ini yang membuat kita tak bisa lagi bercengkerama. Bercerita tentang mimpi-mimpi kita, dan hati yang tak menemukan tempat bersandar..

Kamu..
Bila aku jujur mungkin seperti inilah kata yang akan aku ucapkan setelah aku mengakui bahwa "Dia adalah Kamu" :

Terkadang kejujuran itu akan menjadi lebih baik jika dibiarkan terkubur saja. Tapi aku tak mau suatu hari nanti aku menyesal jika tak pernah membuatmu sekedar tau saja. Hanya sekedar tau. Aku tak memintamu untuk mengerti. Semua ini aku lakukan agar aku bisa mulai melepasmu dari hatiku jika memang kita tidak ditakdirkan bersama-sama.

Jangan tanyakan "mengapa?" karena sungguh aku tak mempunyai jawaban. Aku tak menemukan alasan mengapa aku mencintaimu, dan karena itulah, mungkin selamanya aku tak akan mampu menemukan alasan untuk berhenti mencintaimu. Yang aku tau, hanya ketika berada di dekatmulah cinta itu terasa ada, terasa dekat, terasa benar, dan terasa nyata.

Jika memang kita digariskan ada, biarkan Yang Maha Cinta mengatur sendiri jalannya. Dia jauh lebih tau cerita mana yang paling baik. Biarkan ia yang menuntun kita. Sekarang berjalanlah kemanapun kamu ingin menuju tujuanmu. Aku juga punya jalan sendiri yang harus aku arungi menuju tujuanku. 

Jika tujuan akhirku dan kamu ternyata bukanlah kita, tolong ingat, bahwa disini ada seseorang yang sangat mencintaimu. Jadi jangan sia-siakan waktumu, hidupmu, dan hatimu..

I love u, I always do...


Bila sampai saat ini aku diam, itu karena aku belum siap melepas peranku yang sekarang.
Namun aku percaya, kebisuan akan lebih baik daripada mereka yang saling berterus terang tapi kemudian menyakiti.
Aku percaya, kebisuan ini akan bercerita tentang dirinya sendiri suatu saat, nanti, atau nanti sekali.
Aku percaya, Tuhan juga menyukai tawa lepasmu, sebagaimana aku menyukainya