Senin, 24 Februari 2014

30 Hari Menulis Surat Cinta #2 (Jangan Berhenti Berdebat Denganku)

Hai Kamu,
Lagi-lagi kamu. Selalu kamu. Kamu lagi. Namun herannya aku tak pernah bosan :)
Mungkin seperti kamu yang tak pernah bosan saba menghadapi kemarahanku yang terkadang seperti anak-anak.

Ku akui, jalan kita memang tidaklah semulus cerita di sinetron dan FTV. Memang menyatukan dua kepala yang berbeda bukanlah perkara mudah. Selalu ada perdebatan disana. Selalu ada yang mati2an mempertahankan argumennya.

Sayang, aku mungkin tak selembut dan sesabar Rum istrinya Robby di film Tukang Haji Naik Bubur. Hahaha. Kamu juga tak sebijak dan seromantis Robby :p
Lihatlah kita, kita hanya dua manusia yang sama-sama senang berdebat sebelum akhirnya memaafkan. Entah mengapa kita tak pernah membiakan masalah lewat begitu saja tanpa ada perdebatan untuk mencari solusi bersama. Tapi aku suka. Aku tau ini cara kita bertahan. Karena memendam masalah bukanlah jalan keluar.

Aku selalu ingat kata-katamu, bahwa di kondisi seburuk apapun, tetaplah ingat tujuan kita.

Sayang, aku tak ingin berhenti berdebat denganmu. Tolong jangan selalu mengalah demi aku. Karena aku sadari sekarang, argumen yang masing-masing kita pertahankan menunjukkan bahwa kita bukanlah manusia kosong yang hanya bisa turut di belakang. Argumen yang masing-masing kita pertahankan menunjukkan bahwa kita ingin jalan keluar, bukan aturan sebelah pihak. Argumen yang masing-masing kita pertahankan menunjukkan bahwa kita peduli satu sama lain.

Sayang, jangan berhenti berpendapat. Jangan berhenti meminta pendapat. Dengan begitu kita tau, bahwa kita sama-sama saling membutuhkan.

Sayang, jangan berhenti memperdebatiku. Aku masih ingin berdebat denganmu, tentang banyak hal. Mungkin tentang bagaimana baiknya prosesi akad nikah kita, mau masak apa hari ini,  mau punya anak berapa, mau menyekolahkan anak dimana, mau menantu yang seperti apa, sampai mau menghabiskan sore di masa tua kita dengan berjalan telanjang kaki atau duduk di teras sambil minum teh.

Sayang, jangan berhenti memperdebatiku. Karena kamu adalah teman debat yang baik. Yang memelukku setelah aku lelah berargumen :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar